Sabtu, 31 Agustus 2013

Sekolah itu Tempat ‘Penitipan’ Anak



Senang rasanya melihat anak-anak bahagia ketika berjumpa teman-temannya di sekolah. Ya, sekolah ibarat rumah kedua anak-anak. Hampir 7 jam per hari anak-anak berada di sana, belum lagi kalau ada program khusus dari sekolah seperti les tambahan ataupun mengikuti ekstakurikuler bisa lebih dari jumlah jam tersebut.
Memiliki orangtua yang super sibuk berada di sekolah memang menjadi pilihan yang baik. Orangtua pun sadar betul akan keadaan tersebut dan memilihkan sekolah yang bisa menghandle keadaan yang dialaminya. Alasannya, di sekolah pasti anak-anak berada di tangan yang tepat, siapa lagi kalau bukan guru mereka. Betul?
 Namun, guru ibarat manusia biasa. Ada kalanya juga tak mampu membendung semua yang diinginkan oleh orangtua. Seperti contohnya adalah ketika ada salah satu anak di kelas sakit dan harus dibawa pulang.
“Aku nggak mau pulang, di rumah nggak ada orang. Adanya pembantu, aku nggak mau pulang.” kata seorang anak.
Lain lagi kalau ada anak yang mengaku, “Di rumah nggak ada orang. Bapak ibu kerja.”
Sebagai guru yang bisa dilakukan adalah mencoba membujuk anak untuk tinggal di UKS dulu. Kalau tidak mau? Wah, ini masalahnya. Anak ingin tetap di kelas dan justru rintihan sakitnya mengganggu teman yang lain. Ya sudah, mau tidak mau rayuan maut seorang guru harus dikeluarkan. He!
Tugas guru harus tetap dilaksanakan! Selamat berjuang!


Jumat, 30 Agustus 2013

Dimas 'Unik'


Anak bisa jadi adalah cermin orangtua. Katanya sih, buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Hi! Benarkah? Aku sih meng-iyakan. Soalnya sedikit banyak sifatku lunturan dari bapak dan ibuk.

Melihat Dimas yang sangat unik, aku jadi berpikir ada apa dibalik itu semua?

Dimas membuang rumput

Dimas ini anak kelas III, tingkahnya berbeda dengan teman yang lainnya. Bahkan di tengah kalangan teman-temannya, Dimas terkenal usil. Tapi kala itu, ketika ada tong sampah (tiga warna, merah, kuning, dan hijau) baru di sekolah, dipandanginya tulisan di tong sampah itu.

Sekejap kemudian di tengah terik matahari, Dimas berlari ke tengah lapangan mencabut rumput-rumput di sana dan berlari mendekati tempat sampah yang bertuliskan “Daun”. Temannya? Biasa saja. Mereka asyik dengan teman-teman yang lainnya. Bahkan tampak tak memperdulikan Dimas. Begitu juga dengan Dimas, asyik dengan dunia sendiri. Aku yang melihatnya begitu tertarik.

Berulang-ulang Dimas melakukan hal yang sama, berganti dari daun kemudian kertas dan plastik.

Hanya aku pandangi, tiba sampai Dimas menemukan botol minuman bekas di gundukan pasir. Dipandanginya sebentar dan dimuntahkan sisa air di dalamnya.

Masih kupandangi dari kejauhan.

Dimas berlari mendekati keran air yang ada di dekatku. “Buat apa Mas?” tanyaku.
“Nyiram pasir, Bu.”
Ku biarkan saja, bahkan aku penasaran apa yang akan dia lakukan. Sebenarnya, celana putih yang dia kenakan sudah kotor semua, justru membuatku semakin tertarik pada Dimas. Anak ini memang berbeda!

Dimas bohong!
Dia tidak menyiram pasir, melainkan membuat gundukan pasir dan memposisikan botol bekas yang berisi air dengan leher botol di bagian bawah. Diperhatikannya, airnya tidak tumpah. Aku mulai mendekatinya tanpa menegur. Dikorek-korek pasir yang dekat leher botol itu, dan keluarlah air dari dalam botol sedikit demi sedikit.

Amazing! Dimas sedang bereksperimen.

Tet...tet....bel masuk berbunyi. Dimas mencuci tangan dan hendak masuk kelas. “Mas, minumnya siapa ini?”
“E..punyaku, Bu.”

Dimas itu bisa dikatakan sebagai korban perhatian full dari orangtuanya. Ketika di rumah, dia tak pernah keluar rumah. Mungkin ini sebabnya. Awal mula kelas I dulu, menurut gurunya dia tidak mau pulang kalau sudah di sekolah. Nah kan?

Di rumahnya, ada berbagai hewan seperti belalang, cicak, dan lainnya. Semua dipeliharanya, itu semua juga ditemukan di sekolah. Unik kan?

Kalau di kelas, bisa ditebak Dimas seperti apa?
Aku sudah 3 x ngajar di kelasnya. Dan, inilah Dimas, tak pernah bisa diam. Muter kelas mulu.

“Bu, Dimas ini lho usil banget.”
“Bu, Dimas nggak mau berkelompok.”
“Bu, Dimas ini lho ngambil pulpenku”
Dan lagi-lagi.

Aku juga sempat syok ketika Dimas berkata, “Bu, nggambar bokong boleh?”
Temannya yang lain tertawa terbahak-bahak. “Dimas memang ngomongnya jorok-jorok, Bu.”

“Dimas, Bu Ika ijinin kamu nggambar bokong tapi bokong kamu sendiri. Bisa?” Dimas malah ketawa.

“Ya, ndak bisa to Bu.” Terang Dimas.

Dimas itu unik, sekalipun dia sering sekali muter kelas dan paling akhir mengumpulkan tugas, tapi nilai dia selalu bagus. Dia mengerjakan sendiri. Temannya semua sudah pada ngumpulin. Terakhir aku mendata nilai Matematika dia dapat 80. Tulisannya juga termasuk dalam tulisan standar, nggak jelek-jelek amat. Nilai plus nih! Amazing kan?

Ah, Dimas!
Aku rasa orangtuanya tidak bisa disalahkan sepenuhnya. Toh, aku juga belum mengenal dia seutuhnya. Tapi hal ini membelajarkanku tentang pentingnya peran orangtua memberikan kebebasan terarah dalam bersosialisasi dengan sesama.

Teori dari kampus memang benar-benar nyata, siswa itu beraneka ragam karakteristiknya. Banyak hal yang mempengaruhi, salah satunya faktor dari keluarga. Keluarga, ya benar. Keluarga adalah media bersosialisasi utama dan pertama sebelum anak mengenal dunia luar.

Kalau kata ibuk, “Ndidik anak jaman sekarang itu susah-susah gampang.”
Betul?

Tentang Aku


Hai, aku Diyanika!



Aku adalah ibu dari balita laki-laki berusia 6 tahun dan bayi cantik usia 1,5 bulan, yang gemar belajar hal baru. Selain mengabdikan hidupku untuk keluarga, setiap hari, aku menghabiskan waktu bersama dengan murid-muridku dengan gelak tawa dan canda ria.

Blog ini adalah mediaku untuk menulis. Menulis adalah passion yang tak sengaja kutemukan sejak 2010. Berawal dari rasa penasaran, kubuatlah blog ini. Kemudian, menulis, menulis, dan menulis. Sampai akhirnya aku terlalu percaya diri untuk mengasah kemampuan menulisku dengan mengikuti berbagai lomba menulis. Eh, ternyata mengikuti lomba menulis itu seperti candu bagiku. Kini mengikuti lomba menulis sudah jadi kebiasaanku. Urusan kalah menang itu adalah bonus. Latihan menulis adalah tujuan utamaku.

Berikut beberapa tulisan di blog ini yang pernah mendapat juara, diapresiasi oleh blogger lain atau brand tertentu. Bukan maksud pamer, hanya sebagai pengingat dan penyemangat diri kalau hobi ngeblog itu sangat menyenangkan. Bahkan bisa menghasilkan uang.



Tahun 2013
Juara 5 dengan hadiah uang 200.000, dengan postingan >> Selanjutnya ‘Mbolang’ di Waroeng Pati-Dua Kelinci, Pati Jawa Tengah.

Juara 3 dengan hadiah buku Tere Liye dan sebuah tas, dengan postingan >>  Kelengkengku = SPPku 


Tahun 2014
Beasiswa sebesar 250.000 dari DATAPRINT, dengan postingan >> Alhamdulillah, 250.000 Masuk Kantong.


Tahun 2015
Juara 3 dengan hadiah uang 50.000, dengan postingan >> Karena Dia Terlalu Mencintai Saya,

Pulsa 25.000, dengan postingan >> Yuk Ikutan Training Menulis Bagi Blogger

Seminar Gratis + Doorprize, dengan postingan >> Hal-Hal yang Perlu Diketahui (Calon) Orangtua untuk Tumbuh Kembang Si Kecil.

Pulsa 100 ribu, dengan postingan >> Mau Kredit Motor? Cek Dulu Ke Cermati.com.

Produk gratis, dengan postingan >> Sampel Gratis dari Pepsodent Deep Clean (DL 31 Mei 2015

Cash 50 ribu, dengan postingan >> Mainan Bernama Lego

Tiap bulan dapat kiriman majalah, dengan postingan >> Cara Berlangganan Tabloid Halo Jepang!

Pulsa 50 ribu, dengan postingan >> Resolusi Kecantikan Bagi Bumil: Anti Jerawat

Cash 50 ribu, dengan postingan >> Oh...Mukena Parasit

Kaos dari Kampung Semarang, dengan postingan >> Kecil Sih Tapi Berarti Besar 

Pasmina dan eyebrow, dengan postingan >> Cara Allah Melindungiku

Pulsa 25 ribu, dengan postingan >> Diary Gado-Gado Ala Penjual Pulsa

Paket hadiah senilai Rp 750 ribu, dengan postingan >> Membingkai Arti Merdeka Bagi Warga Sekolah di HUT RI Ke 70 

Pulsa Rp 25 ribu, dengan postingan >> Obat Rindu untuk Anak TKW 

Tahun 2016
3 artikel terbaik dengan hadiah Rp 250.000, dengan postingan >> Nyicil Biaya Pendidikan Anak Mulai Sekarang

Paket pasmina, bros, dan pembatas buku, dengan postingan >> Rindu Sosok Bu Erte 

Juara 1 dengan hadiah gadget, dengan postingan >> Tips Menyusun Liburan Keluarga yang Berkesan Bersama Sun Life

3 tulisan terbaik dengan hadiah cash 250 ribu, dengan postingan >> Sarapan yang Nggak Pakai Ribet dan Penuh Nutrisi,

3 tulisan terbaik dengan hadiah cash 250 ribu, dengan postingan >> Nyicil Biaya Pendidikan Anak Mulai Sekarang.

Voucher taksi senilai 200 ribu, dengan postingan >> Tinggal Klik Tanpa Berisik.

Juara I dengan hadiah voucher belanja 100.000, kaos, pasmina, dan tongsis, dengan postingan >> Kisah Menyakitkan di Hari Pertama Mengajar.

Tahun 2017
Juara hiburan mendapat powerbank ASUS, dengan postingan >> Kreatif di Tengah Keterbatasan? Kenapa Tidak?

3 tulisan terbaik yang berhak mendapat smartphone ASUS ZenFone Max ZC550KL, dengan postingan >> Botok Lamtoro Bukan Makanan Orang Miskin

Pemenang hiburan yang berhak mendapat voucher belanja 500.00, dengan postingan >> Menjadi Guru yang Open Minded? Harus Dong! 

Juara 3 flash blogging dnegn hadiah uang tunai Rp 750.000, dengan postingan >> Tips Gurih Bikin Konten yang Pancasilais tapi Disukai Banhak Orang,.

Juara 3 yang berhak mendapat uang cash 500.000, dengan postingan >> Little Hippo, Clodi Lokal yang Murah dan Berkualitas

Pulsa 25 ribu, dengan postingan >> Ingatkah Kamu Kepadaku.

Juara 3 dengan hadiah uang cash Rp 250.000 dan voucher perawatan MUZTREAT senilai 200.000, dengan postingan >> Kalau Bisa Tidur Lebih Awal dan Bangun Lebih Pagi, Kenapa Harus Begadang?, 

Juara 2 dengan hadiah 750 ribu, dengan postingan >>  Resep Keluarga Harmonis ala HIJUPXArisan Resik dan Pengalamanku Menggunakan Resik V Godokan Sirih.

Tahun 2018
Juara 2 dengan hadiah uang cash senilai 700 ribu dan produk dari GABAG, dengan postingan >>  Bu, Remehkan Saja Aku!

Juara 2 dengan hadiah uang cash 1 juta, dengan postingan >>  Belajar Menulis Kreatif Lewat Flash Blogging itu Nagih Banget.

3 tulisan terbaik dengan hadiah cash 400 ribu, dengan postingan >> 1001 Cara Perempuan Dukung #RokokHarusMahal.

Juara 2 dengan hadiah uang cash 1,5 juta, dengan postingan >>  Si Jago Kandang juga Bisa Jadi Anak Cerdas

Voucher belanja 500 ribu, dengan postingan >> Mengoreksi LJK Lebih Cepat dan Akurat dengan Scanner Brother Ads 3000N

Tahun 2019

ASUS VIVOBOOK ULTRA A412 MEMANG LAYAK DIIDAMKAN, pemenang hiburan dengan hadiah voucher Carrefour Rp 300.000

7 ALASAN INI YANG MEMBUATKU JATUH CINTA PADA PEMAKAIAN PERTAMA DAN MASIH SETIA MENGGUNAKAN VEET HAIR REMOVAL CREAM SAMPAI SEKARANG, 5 tulisan terbaik dengan hadiah HP Samsung M10

MENU SAHUR ANDALANKU, PECEL SAMBAL SKIPPY DAN TEMPE UDHO, 20 tulisan terbaik dengan hadiah voucher belanja Rp 300.000 dan hampers.

ASUS ZENFONE MAX M2 MENDUKUNG KOLABORASI APIK ANTARA GURU DAN WALI MURID, 20 tulisan terbaik dengan hadiah HP ASUS ZENFONE MAX M2

Tahun 2020

KUGAET HATI WALIMURID DAN ANAK-ANAK DENGAN 3+ APLIKASI BERIKUT INI, 10 besar guru yang mendapatkan juara lomba blog dalam rangka bulan bahasa dan sumpah pemuda. Pengumuman bisa dilihat di web www.gurupenggerakindonesia.com

Tahun 2021

ASUS ZENBOOK FLIP S (UX371) BIKIN AKU SIAP MENJADI ASN MILENIAL YANG BERINTEGRITAS, juara 1 dengan hadiah laptop ASUS senilai 25 juta. Pengumuman bisa dilihat di blog deddyhuang.com






Kamu punya produk yang ingin direview atau mau mengajakku kerjasama? Hubungi aku di:
Facebook : Diyanika
Twitter: @diyanika
IG: @diya_nika
Email: halo.diyanika@gmail.com
WA: 085727351413



Salam,
Diyanika

Kamis, 29 Agustus 2013

Obat Pancingen?


“Bangun tidur ku terus mandi
Tidak lupa menggosok gigi
Habis mandi ku tolong ibu
Membersihkan tempat tidurku
Bantal guling dirapikan


Ah, menyenangkan sekali ketika mendengar kerenyahan suara anak-anak menyanyikan lagu di atas. Apalagi kalau baris yang terakhir diganti dengan, “bantal guling ambune pesing”. Seperti saya dulu juga begitu. Suasana bangun tidur memang harus menyenangkan, karena awal dari kegiatan-kegiatan yang akan kita lalui. Bukankah seperti itu? Bisa-bisa kalau bangun tidur sudah mrengut, seharian bisa mrengut terus deh.

Berbeda situasinya kalau bangun tidur justru keadaan badan sedang terganggu. Seperti saya kemarin. Membuka mata dan merasakan ada sesuatu yang aneh pada tenggorokan. Rasanya gatal, perih, dan buat menelan ludah rasanya sakit.

Mengingat apa yang saya makan kemarin. Hu~ gorengan plus es di siang bolong. Ah, memang menggiurkan. Kalau akibatnya seperti ini pasti nggak mau.

“Saya pancingen!”

Pancingen atau kalau di dunia kedokteran sering dikenal dengan radang tenggorokan ini memang memiliki ciri-ciri yang saya sebutkan di atas. Kalau pun sudah parah bisa juga tubuh jadi meriang, keluar ingus, kepala pusing, badan demam, dan juga suara jadi serak.

Pancingen ini disebabkan oleh banyak hal. Seringnya karena masuk angin, minum es terlalu banyak, kurang tidur, flu ringan (gejala) sampai flu berat. Kemudian bagaimana cara mengatasinya?

“Lebih baik mencegah daripada mengobati.”

Setuju?
Kalau seandainya saat ini sedang merasakan tanda-tanda mengalami radang yaitu tenggorokan terasa sakit dan gatal, bisa coba resep keluarga saya berikut ini.

Bahan:
Satu sendok makan garam dapur
Air hangat

Takarannya seperti di atas

Hasilnya kalau sudah diaduk ya jadi keruh dan segera minum ya?
Cara penyajian:
Larutkan garam dalam air hangat. Segera minum dalam sekali tenggak.

Aturan minum:
3 x 1 hari

“Rasanya bagaimana?”
Namanya juga air hangat dan garam, ya pasti asin gitu deh. Hihihi

Minum es memang nikmat sekali ya dimusim kemarau ini. Kalau mengalami pancingen, minum rutin selama dua hari insyaallah pancingen akan hilang. Oya, yang perlu diketahui setiap minum larutan di atas, maka akan sering meludah. Ludahnya itu berupa dahak yang berwarna putih kekuningan. Hal itu menunjukkan kalau pancingen akan segera lenyap. Apabila selama berhari-hari pancingen tidak kunjung sembuh pula, mengunjungi dokter menjadi solusi yang tepat. Selamat mencoba.

Kalau telat, bisa-bisa radang itu jadi batuk. Kalau batuk, saya juga punya resep tradisional. Bisa dilihat di Obat Batuk Tradisional.

Rabu, 28 Agustus 2013

Review Kompas Edisi Selasa, 27 Agustus 2013 “Guru Diajak Kenali Daerah Perbatasan”


Saya merasa beruntung dilahirkan di tanah Jawa
Semua serba mudah
Apapun murah
Saya juga merasa beruntung telah digiring menjadi calon guru



Guru juga butuh kesejahteraan! Tak memungkiri sekalipun telah mengabdikan diri pada negara untuk membayar hutang negara pada anak negeri dalam mencerdaskan anak bangsa, guru juga butuh uang “transport”.

Kemah Wilayah Perbatasan yang diadakan di Nunukan, Kalimatan Utara itu bertujuan agar 47 guru SMA/SMK/MA dari 34 provinsi di Indonesia tahu bahkan sadar akan keadaan pendidikan di daerah perbatasan.

Tujuannya mungkin ingin menyentil guru yang 'enak-enakan' di sekolah. Lupa tugasnya. Sedangkan di luar sana? Ngelus dada.

Daerah perbatasan, ini adalah suatu daerah terdepan di negeri kita yang menyapa negara tetangga. Tapi kenapa justru kurang perhatian ya? Bukankah kalau dianalogikan layaknya diri kita, maka daerah perbatasan ini seperti busana yang kita pakai. Tak perlu yang mahal, sederhana tapi bersahaja. Tapi kenyataan daerah perbatasan di negara kita bagaimana?

Memang benar, selama ini jumlah pendidik PNS dan fasilitas di sana cukup memprihatinkan. Giliran pendidik  non-PNS hadir secara sukarela untuk mengabdikan diri malah tak tersentuh. Hoh~

Saya sebagai mahasiswa calon guru sesungguhnya prihatin. Karena secara umum mahasiswa saat ini inginnya mendapat tugas di kota. Lha yang daerah? Sekalipun kalau SK awalnya di daerah maka nantinya akan minta pindah juga. Sebenarnya salah anak daerah itu apa ya? Bukankah mereka juga sama-sama memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan. Ya, itupun sudah tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945, kebanggan kita. Koreksi diri L